a simple blog, bertujuan memberikan sedikit informasi terutama tentang kesehatan dan sebagai tempat curhat juga ,,,, i'am wait your comment , ahayde ^-^
Minggu, 15 Juni 2014
Pelayanan KB "AKDR dan KONTAP"
PELAYANAN KB
“Alat Kontrasepsi AKDR/IUD dan KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi)
Dosen Pengampu : Eny Hastuti,Am.Keb,SKM
Disusun Oleh:
Endah Putri Pratiwi
NIM :
722406S11338
Semester IV/B
YAYASAN KARYA HUSADA MANDIRI
AKADEMI KEBIDANAN BANJARBARU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan pada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun makalah ini akan membahas tentang “Metode Kontrasepsi AKDR/IUD dan Kontap (tubektomi dan vasektomi)”.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Pelayanan KB yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu memebrikan dukungan dan semangatnya pada saya hingga saya lebih bersemangat dalam membuat makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, mungkin peribahasa itu dapat menggambarkan makalah yang saya buat ini. Saya menyadari bahwa makalah ini asih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua. Amin
Banjarbaru, Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………...2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Metode Kontrasepsi AKDR/IUD dan KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi)
2.1.1 Metode Kontrasepsi AKDR
A. Pengertian ………………………………………………3
B. Jenis-jenis ………………………………………………3
C. Mekanisme kerja ……………………………………….4
D. Keuntungan ……………………………………………5
E. Efek samping …………………………………………...5
F. Komplikasi ……………………………………………..6
G. Indikasi …………………………………………………6
H. Kontraindikasi ………………………………………….6
I. Teknik pemasangan AKDR ……………………………7
J. Cara mengeluarkan AKDR …………………………….9
2.1.2 KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi)
1. Tubektomi …………………………………………….11
2. Vasektomi …………………………………………….15
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………...19
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kulaitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti.
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “keluarga berkualitas tahun 2015” Pemerintah meluncurkan gagasan, yaitu keluarga berencana mandiri artinya masyarakat memilih metode KB dengan biaya sendiri melalui KB lingkaran biru dan KB lingkaran emas dan mengarahkan pada pelayanan metode kontrasepsi efektif (MKE) yang meliputi AKDR, suntikan KB, susuk KB dan kontap.
Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut antara lain dapat diamati dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik (21,1%), pil (19,4%), AKDR (18,1%), norplan (16%), tubektomi (3%), kondom (0,7%) dan vasektomi (0,4%) dan sisanya merupakan akseptor KB tradisional yang masing-masing menggunkan cara tradisional seperti pantang berkala maupun senggama putus.
Dari data di atas dapat diketahui AKDR/IUD berada diposisi ketiga, Tubektomi posisi kelima dan Vasektomi posisi ketujuh. Disini membuktikan masih sedikit masyarakat khususnya peserta KB yang tidak memilih metode AKDR dan Kontap. maka dari itu, saya ingin mencoba membahas makalah dengan judul “Metode Kontresepsi AKDR/IUD dan Kontap (Tubektomi dan Vasektomi)
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa itu AKDR/IUD ?
B. Apa saja jenis, keuntungan, efek samping dan komplikasi serta yang menjadi indikasi dan kontraindikasi AKDR ?
C. Bagaimana mekanisme kerja, teknik pemasangan dan cara pelepasan AKDR?
D. Apa itu tubektomi?
E. Apa saja jenis, keuntungan, efek samping dan komplikasi serta yang menjadi Indikasi dan kontraindikasi tubektomi ?
F. Apa itu vasektomi?
G. Apa saja jenis, keuntungan, efek samping dan komplikasi serta yang menjadi indikasi dan kontraindikasi vasektomi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Secara umum :
Untuk mengetahui gambaran umum mengenai kontrasepsi, terutama dalam hal ini metode alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan Kontap (tubektomi dan vasektomi) yang meliputi pengertian, keuntungan dan efek samping, jenis, komplikasi, kontraindikasi, cara pemasangan , dan lain sebagainya.
Secara khusus :
Untuk memenuhi tugas kuliah “Pelayanan KB” oleh dosen pengajar Ibu Eny Hastuti, Am.Keb,SKM
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Metode Kontrasepsi AKDR/IUD dan KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi)
2.1.1 Metode Kontrasepsi AKDR/IUD
A. Pengertian
Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saefuddin,2003).
AKDR adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukan ke dalam rongga rahin (Prawirohardjo,2005)
AKDR atau IUD atau spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormone dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003).
B. Jenis-jenis AKDR
1. AKDR non-hormonal
a) Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi :
1) Bentuk terbuka (oven device), seperti: LiipesLoop,CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T
2) Bentuk tertutup (closed device), seperti : Ota-Ring, Atigob, dan Graten Berg Ring.
b) Menurut tamabahan atau metal dibagi menjadi :
1) Medicated IUD, seperti : Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375.
2) Un medicated IUD, seperti: Lippes Loop, Marguiles,Saf-T Coil, Antigon.
2. IUD yang mengandung hormonal
a) Progestaser-T = Alza T
b) LNG-20
C. Mekanisme Kerja AKDR
Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma. Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiat hidrase karbon dan fosfatase alkali. Akdr yang mengeluarkan hormone juga menebalkan lender sehingga menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo,2005).
D. Keuntungan AKDR
- Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit.
- Control medis yang ringan
- Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan sehingga lebih ekonomis
- Penyulit tidak terlalu berat
- Efektivitas cukup tinggi
- Tidak menimbulkan efek sistemik
- Metode jangka panjang
- Tidak mempengaruhi produksi ASI (bagi yang non-hormonal)
- Dapat dipakai segera setelah melahirkan atau aborsi
- Tidak berinteraksi dengan obat-obatan
- Dapat digunakan sampai menopause
- Mencegah kehamilan ektopik
- Tidak mempengaruhi hubungan seksual
E. Efek samping AKDR
- Perdarahan (Spotting dan menometroragia)
- Nyeri dan kejang diperut
- Leukorea
- Dapat terjadi infeksi
- Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual.
- Ekspulsi (pengeluaran sendiri)
- Perubahan siklus haid
- Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
- Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi
- Perforasi uterus
- Haid lebih lama dan banyak
F. Komplikasi AKDR
- Sering terjadi perasaan mules dan adanya bercak darah.
- Infeksi
- Perforasi dinding uterus
- Kehamilan
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
- Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
- Klien tidak dapat melepas tali AKDR oleh dirinya sendiri
G. Indikasi AKDR
Usia reproduktif, keadaan nullipara, menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang,menyusui, setelah melahirkan, tidak menghendaki metode hormonal, sedang memakai antibiotika atau antikejang, penderita tumor jinak payudara, epilepsy, tekanan darah tinggi, penderita DM.
H. Kontarindikasi pemasangan AKDR
1. Sedang hamil
2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
3. Sedang menderita infeksi genetalia
4. Penyakit trifoblas yang ganas
5. Diketahui menderita TBC pelvic
6. Kanker alat genitalia
7. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
I. Teknik pemasangan AKDR
1. Persiapkan alat yang digunakan
- Satu set AKDR (dalam hal ini jenis Copper T)
- Cairan antiseptic
- Kapas dan kassa steril
- Speculum cocor bebek
- Gunting
- Forsep
- Sonde
- Tenakulum
- Tampon
- Sarung tangan DTT
- Bengkok
- Larutan klorin
- Tempat sampah
2. Pemeriksaan fisik
- Akseptor diberi penjelasan bahwa pemasangan AKDR akan dilaksanakan
- Akseptor dipersilahkan mengosongkan kandung kemihnya dulu
- Cuci tangan sesuai dengan prosedur dan keringkan
- Pastikan tidak ada kelainan pada payudara maupun alat genetalia dengan palpasi
3. Pemeriksaan panggul/pemeriksaan dalam
- Atur klien berada dalam posisi litotomi di meja ginekologi dan kenakan kain penutup.
- Dekatkan peralatan dan lampu sorot
- Kenakan sarung tangan DTT/steril
- Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar rahim dan bentuk rahim.
- Masukkan speculum, lakukan pemeriksaan inspeculo
- Periksa adanya lesi / keputihan pada vagina
- Disinfeksi dinding vagina dan mulut rahim menggunakan kapas desinfektan, perhatikan dinding vagina dan mulut rahim apakah terdapat kelainan atau tidak.
- Lepas speculum perlahan dan dekomentasikan ke larutan klorin
- Lepas sarung tangan dan dekomenatisakan apda larutan klorin
- Cuci tangan
4. Cara Pemasangan
- Pakai kembali sarung tangan
- Pasang speculum untuk melihat serviks
- Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptiks
- Jepit serviks dengan tenakulum tepat pada sebelah atas portio
- Masukkan sode uterus dengan tehnik tidak menyentuh (no touch tehnique ) yaitu secara berhati-hati memasukkan sonde ke dalam rongga uterus sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina atau bibir speculum untuk menentukan kedalaman rahim
- Keluarkan sonde dan ukur kedalam rongga uterus pada tabung inserter yang masih berada didalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan
- Keluarkan inserter dari tempat kemasan tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong
- Peganglah leher biru dalam posisi horizontal (sejajar dengan IUD) kemudian masukkan tabung inserter secara hati-hati ke dalam uterus sampai leher biru tersebut menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan
- Pegang serta tahan tennaculum dan pendorong dengan satu tangan pada saat ini pendorong AKDR tidak bergerak.
- Tarik inserter sementara pendorong tetap pada tempatnya. Ini akan meletakkan Copper T pada fundus uteri dan dalam bidang horizontal.
- Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang IUD kurang dari 3-4 cm. keluarkan seluruh tabung inserter lepaskan tenakulum dengan hati-hati
- Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenacculum, tekan dengan kasa selama 30 – 60 menit
- Keluarkan speculum dengan hati – hati
J. Cara mengeluarkan AKDR
1. Persiapan alat
- Sarung tangan DTT
- Spekulum
- Klem buaya
- Forsep/korentang
- Kain kassa atau kapas steril
- Sonde uterus
- Benkok
- Larutan klorin
- Tempat sampah
- Lampu sorot
2. Cara melepas AKDR
- Cuci tangan dengan bersih dan keringkan
- Atur klien dengan posisi litotomi
- Gunakan sarung tangan DTT
- Masukkan speculum hingga mulut rahim terlihat.
- Bersihkan serviks dengan larutan antiseptic 3 kali
- Jepit benang didekat serviks dengan klem lalu tarik benang keluar dengan hati-hati untuk mengeluarkan AKDR/IUD
- Tunjukkan IUD tersebut pada klien
- Keluarkan speculum dengan hati-hati.
2.1.2 KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi)
Kontap atau kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan. Kontap terbagi menjadi Tubektomi dan Vasektomi
(Tubektomi) (Vasektomi)
1. Tubektomi/MOW (Medis Operatif Wanita)
A. Pengertian
Tubektomi atau kontap wanita ialah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba.
Tubektomi adalah tindakan operasi kecil untuk mencegah kehamilan dilakukan pada saluran telur perempuan dengan memotong atau mengikat salah satu bagian yang dilalui sel telur, diharapkan tidak terjadi pembuahan (kehamilan).
Tubektomi adalah setiap tindakan pada keduia saluran telur wanita yang mengakibatkan orang tidak akan mendapatkan keturunan (Prawirohardjo.2002)
B. Jenis Tubektomi
1) Mini laparotomi
Metode ini hanya diperlukan sayatan kecil + 3 cm baik pada daerah perut bawah (supra pubis) maupun subum bilikal (pada lingkar pusat bawah). Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien, relative murah dan dapat dilakukan oleh dokter yang dilakukan latihan khusus, operasi ini aman dan efektif
Pengambilan tuba dilakukan melalui sayatan kecil, setelah itu dinding perut ditutup kembali, luka sayatan ditutup dengan kassa yang kering dan steril apabila tidak ditemukan masalah yang berarti, klien dapat dipulangkan setelah 2-4 jam.
2) Laparaskopi
Prosedur ini memerlukan tenaga spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang telah dilatih secara khusus agar pelaksanaannya aman dan efektif. Teknik ini dapat dilakukan pada 6-8 minggu pasca persalinan atau setelah abortus. Laparaskopi memerlukan perawatan yang cukup rumit dan sebaiknya ada tenaga ahli anestesi pada saat tindakan laparskopi berlangsung.
C. Mekanisme Kerja
Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
D. Keuntungan Tubektomi
- Sangat efektif
- Tekniknya mudah, sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum.
- Permanent
- Tidak mempengaruhi proses menyusui (breast feeding)
- Tidak tergantung pada factor senggama
- Tidak ada efek samping dalam jangka panjang
- Tidak ada perubahan dalam pola seksual
- Berkurangnya resiko kanker ovarium
- Perlengkapan dan peralatan bedah sederhana
- Dapat dilakukan pasca persalinan, pasca aborsi dan masa interval
- Kegagalan teknik rendah dan keberhasilan hampir 100%
- Waktu pembedahan singkat dan relative murah
- Prosedur dapat dilakukan tanpa dirawat
- Masa penyembuhan pasca pembedahan singkat.
E. Keterbatasan Tubektomi
- Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi.
- Klien dapat menyesal dikemudian hari
- Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi umum
- Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan
- Dilakukan oleh dokter yang terlatih , dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau spesialis bedah untuk operasi laparoskopi
- Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
F. Komplikasi Tubektomi
- Perdarahan daerah tuba
- Perdarahan karena perlukaan pembuluh darah besar
- Perporasi usus
- Emboli udara
- Perforasi rahim
G. Indikasi Pelaksanaan Tubektomi
- Usia lebih dari 26 tahun
- Jumlah anak minimal dua dengan umur anak terkecil lebih dari 2 tahun.
- Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius
- Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai kehendaknya
- Pascapersalinan dan pascakeguguran
- Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
H. Kontra Indikasi Pelaksanaan Tubektomi
- Hamil
- Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
- Infeksi sistemik atau pelvic yang akut
- Tidak boleh menjalani pembedahan
- Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan
- Belum memberikan persetujuan tertulis
I. Waktu Pelaksanaan Tubektomi
1) Pasca persalinan, sebaiknya dalan jangka waktu 48 jam pasca persalinan.
2) Pasca keguguran, dapat dilakukan pada hari yang sama dengan evakuasi rahim atau keesokan harinya.
• Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic (minilap atau laparaskopi)
• Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic (minilap saja)
3) Dalam masa interval (keadaan tidak hamil), sebaiknya dilakukan dalam 2 minggu pertama siklus haid ataupun setelahnya, seandainya calon akseptor menggunakan salah satu cara kontrasepsi dalam siklus tersebut.
J. Perawatan dan Pemeriksaan Pasca Operasi
1) Setelah tindakan pembedahan , klien dirawat di ruang pulih selama kurang lebih 4-6 jam
2) Bila dilakukan anestesi local, pemindahan klien dari ruang operasi ke ruang pulih
3) Selama di ruang pulih klien diamati dan dinilai
- Tanda-tanda vital
- Rasa nyeri yang timbul
- Perdarahan dari luka dan kemaluannya.
4) Dua jam setelah tindakan dengan anastesi local klien diizinkan minum dan makan, duduk dan latihan berjalan
2. Vasektomi/MOP (Medis Operatif Pria)
A. Pengertian
Merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani sehingga sel sperma tidak dapat keluar pada saat senggama.
Vasektomi merupakan prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terjambat dan proses fERtilisasi tidak terjadi (Saiful, Abdul Bari,2003)
B. Keuntungan Vasektomi
- Tidak ada mortalitas
- Mordibitas kecil sekali
- Pasien tidak perlu dirawat di RS
- Dilakukan dengan anerstesi local.
- Efektif
- tidak mengganggu hubungan seksual selanjutnya.
C. Kelemahan Vasektomi
- Harus dengan tindakan pembedahan
- Masih adanya keluhan seperti kemungkinan perdarahan dan infeksi
- Harus menunggu sampai hasil pemeriksaan sperma 0 dalam beberapa hari atau minggu untuk dpat berhubungan dengan bebas tanpa menggunkan kondom agar tidak terjadi kehamilan.
- Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.
D. Indikasi Vasektomi
- Harus secara sukarela
- Mendapat persetujuan isteri
- Jumlah anak yang cukup
- Pasangan yang isterinya sudah sering melahirkan
- Pasangan yang telah gagal dengan kontrasepsi lain
- Mengetahui akibat-akibat vasektomi
- Umur calon tidsk kurang dari 30 tahun
- Pasutri telah memiliki anak minimal 2 orang.
E. Kontra Indikasi Vasektomi
- Penderita hernia
- Penderita kencing manis (DM)
- Penderita kelainan pembekuan darah
- Penderita penyakit kulit/jamur di daerah kemaluan
- Tidak tetap pendiriannya
- Memiliki peradangan pada buah zakar
F. Komplikasi
1) Perdarahan, apabila perdarahan sedikit cukup diobservasi saja tetapi apabila peradrahan agak banyak segera rujuk ke RS yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Setiap ada pembengkakan di daerah skrotum harus dicurigai adanya perdarahan.
2) Hematoma, biasanya terjadi bila didaerah skrotum diberi beban yang terlalu berat seperti naik sepeda, duduk terlalu lama atau naik kendaraan dijalan yang rusak.
3) Infeksi bila terjadi pada kulit, epididimis atau orkitis
4) Granuloma sperma, dapat terjadi 1-2 minggu setelah vasektomi dirasakan adanya benjolan kenyal dan agak nyeri yang terjadi pada ujung proksimal vas deferent atau pada epididimis.
G. Perawatan Pra-operasi Vasektomi
1) Dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi dan hal-hal lain yang diperlukan untuk kepentingan calon peserta kontap, sebaiknya dilakukan oleh yang melakukan pembedahan:
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan pra operasi harus disimpulkan, untuk menetapkan ada tidaknya kontra indikasi tindakan pembedahan.
2) Persiapan pra operasi
- Jelaskan secara lengkap mengenai tindakan vasektomi termausk mekanisme dan efek sampingnya.
- Berikan nasehat untuk perawatan luka pasca operasi
- Berikan nasehat tentang cara menggunakan obat yang diberikan sesudah tindakan pembedahan
- Klien diminta membawa celana khusus menyangga skrotum
- Anjurkan calon peserta puasa sekurang-kurangnya 2 jam sebelum operasi
- Rambut pubis yang cukup panjang digunting dn dibersihkan.
H. Perawatan Pasca Operasi
1) Akseptor diminta untuk beristirahat dengan berbaring selama 15 menit sebelum dibenarkan pulang
2) Amati perdarahan dan rasa nyeri pada luka
3) Beri nasehat sebelum pulang :
- Istirahat selama 1-2 hari dengan tidak bekerja berat dan naik sepeda.
- Menjaga luka bekas operasi jangan basah dan kotor, gunakan celana dalam yang bersih.
- Anjuran untuk menghabiskan obat yang diberikan sessuai dengan petunjuk
- Dating ke klinik 1 minggu kemudian, 1 bulan dan 3 bulan kemudian untuk pemriksaan.
- Segera kembali apabila terjadi perdarahan, badan panas, nyeri yang hebat atau ada muntah dan sesak napas.
- Boleh berhubungan seksual dengan isteri tetapi harus menggunakan alat kontrasepsi kondom, paling tidak 15 kali senggama atau sampai hasil pemeriksaan sperma 0. Setelah itu boleh berhubungan bebas tanpa kondom.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
AKDR/IUD dan KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi) merupakan beberapa metode KB yang dianjurkan di Negara Indonesia. Kedua alat kontrasepsi ini memiliki tingkat keefektivitasan yang relative tinggi.
AKDR/IUD adalah suatu alat kontrasepsi atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim baik yang mengandung hormone maupun tidak yang mana berfungsi untuk mencegah kehamilan. Sedangkan Kontap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan.
Kontap dibagi 2 , yaitu tubektomi dan vasektomi. Tubektomi adalah tindakan operasi kecil untuk mencegah kehamilan dilakukan pada saluran telur perempuan dengan memotong atau mengikat salah satu bagian yang dilalui sel telur, diharapkan tidak terjadi pembuahan (kehamilan), sedangkan Merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani sehingga sel sperma tidak dapat keluar pada saat senggama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin,AB.2003.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:JNPKKR
2. Arum, Dyah N.S Arum dan Sujiyatini.2011.Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.Jogjakarta:Nuha Medika
3. Suratun, dkk.2008.Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:Trans Indo Media
4.
Langganan:
Postingan (Atom)