ASUHAN
KEBIDANAN
PADA
IBU BERSALIN G2P1A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG
DI
BIDAN PRAKTEK MANDIRI “Hj.SITI SUSILAWATI,SKM”
MARTAPURA
MARTAPURA
PEMBIMBING:
EKA HANDAYANI, S.ST
DISUSUN
OLEH:
ENDAH
PUTRI PRATIWI
NIM:
722406S11338
YAYASAN KARYA HUSADA MANDIRI
AKADEMI
KEBIDANAN BANJARBARU
2013
LANDASAN
TEORI
LETAK
SUNGSANG
A. Definisi
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong
sebagai bagian yang terendah (presentasi bokong). (Sumber: Rukiyah.2011)
Presentasi
bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau
kombinasi keduanya. (Sumber:
Sarwono:2009)
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong
(sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan badan ibu, kepala berada pada
fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas
panggul/simfisis). (Sumber:Sarwono.2010)
B. Kriteria Letak Sungsang
1) Letak bokong murni (frank breech) : bokong yang menjadi bagian depan kedua tungkai
lurus ke atas.
2) Letak bokong kaki (complete
breech)) : di samping bokong teraba kaki, biasa disebut letak bokong kaki
sempurna , jika di samping bokong teraba kedua kaki atau tidak sempurna, jika
di samping bokong teraba satu kaki.
3) Letak lutut
4) Letak kaki (incomplete
presentation) : presentasi kaki
(Sumber: Rukiyah.2011)
Posisi
bokong ditentukan oleh sacrum, ada 4 posisi:
1)
Left sacrum anterior (sacrum kiri depan)
2)
Right sacrum anterior (sacrum kanan depan)
3)
Left sacrum posterior (sacrum kiri belakang)
4)
Right sacrum posterior (sacrum kanan depan)
(Sumber: Mochtar.1998)
C. Etiologi
1) Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau
tidak ada, misalnya pada panggul sempit, hidrosefalus, anensefali, plasenta
previa, tumor-tumor pelvis.
2) Janin mudah bergerak, seperti pada hidramnion,
multipara, janin kecil (premature)
3) Gameli (kehamilan ganda)
4) Janin sudah lama mati
5) Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis dan
mioma uteri
6) Sebab yang tidak diketahui
(Sumber: Mochtar.1998)
Adapun
penyebab lainnya, yaitu:
1)
Prematuritas
karena bentuk rahim relative kurang lonjong
2)
Air ketuban
masih banyak
3)
Kepala relative
besar
4)
Hidramnion
karena anak mudah bergerak
5)
Plasenta previa
karena menghalangi turunnya kepala ke dalam PAP
6)
Bentuk rahim
abnormal.
(Sumber: Rukiyah.2011)
D. Diagnosis
Untuk
menegakkan diagnose maka yang harus dilakukan oleh seorang bidan adalah dengan
melakukan:
1) Anamnesis : pergerakkan anak terabab oleh Ibu di
bagian perut bawah, Ibu sering merasa ada benda keras (kepala) yang mendesak
tulang iga dan rasa nyeri pada daerah tulang iga karena kepala janin.
2) Palpasi : teraba bagian atas keras, bundar, melenting
pada fundus. Punggung dapat diraba pada salah satu sisi perut , bagian kecil
pada sisi yang berlawanan di atas simfisis teraba bagian yang kurang bundar dan
lunak.
3) Auskultasi
: denyut jantung janin (DJJ) sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas pada
tempat yang lebih tinggi (sejajar atau lebih tinggi dari pusat)
4) Vagina toucher : terbagi 3 tonjolan tulang yaitu kedua
tubera ossis ischii dan ujung os sacrum, anus, genetalia anak jika edema tidak
terlalu besar dapat diraba.
5) Perbedaan
antara letak sungsang dan kepala pada pemeriksaan dalam jika anus posisi
terendah maka akan teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak menghisapm
keluar mekonium, jika presentasi kaki maka akan teraba tumit dengan sudut 90ºC,
terasa jari-jari, pada presentasi lutut akan terasa patella dan poplitea. Pada presentasi mulut maka akan terasa isapan jari,
terabab rahang dan lidah. Presentasi tangan dan siku : terasa jari panjang,
tidak rata, patella (-)
6) Untuk membedakan tangan dan kaki : pada kaki ada
kalkaneus, sehingga terdapat tonjolan tulang yaitu mata kaki dan kalkaneus.
Pada tangan hanya ada mata dipergelangan tangan, kaki tidak diluruskan terhadap
tungkai, jari kaki jauh lebih pendek dari telapak kaki.
(Sumber: Rukiyah.2011)
E. Tindakan Persalinan Bayi Sungsang
1. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya
pembukaan, selaput ketuban dan penurunan bokong serta kemungkinan adanya
penyulit.
2. Intruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama
ada his.
3. Pimpin berulang kali hingga bokong turun ke dasar
panggul, lakukan episiotomy saat bokong membuka vulva dan perineum sudah tipis.
4. Melahirkan bayi:
a) Cara Bracht
- Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara
bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain
memegang daerah panggul).
- Jangan melakukan intervensi, ikuti saja proses
keluarnya janin.
- Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan
sebagian dada.
- Lakukan hiperlordosis janin ada saat angulus scapula
inferior tampak di bawah simfisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu
punggung janin didekatkan kea rah perut ibu tanpa ada tarikan) disesuaikan
dengan lahirnya badan bayi.
- Gerakkan ke atas hingga lahir dagu, mulut, hidung,
dahi dan kepala.
- Letakkan bayi di perut ibu, bungkus bayi dengan handuk
hangat, bersihkan jalan napas bayi oleh asisten, tali pusat dipotong.
b) Cara Klasik
Pengeluaran
bahu dan tangan secara klasik dilakukan dengan cara Bracht bahu dan tangan
tidak bisa lahir.
Prosedur
:
- Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan
sehingga bokong dan kaki lahir.
- Tali pusat dikendorkan.
- Pegang kaki pada pergelangan kaki dengan satu tangan
dan tarik ke atas:
§ Dengan tangan kiri dan menariknya ke arah kanan atas
ibu, untuk melahirkan bahu kiri bayi yang berada di belakang.
§ Dengan tangan kanan dan menariknya ke arah kiri atas
ibu, untuk melahirkan bahu kanan bayi yang berada di belakang.
- Masukkan dua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu
belakang) sejajar dengan lengan bayi, untuk melahirkan lengan belakang bayi.
- Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki
ditarik ke arah bawah kontra lateral dari langkah sebelumnya untuk melahirkan
bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
c)
Cara Muller
Pengeluaran
bahu dan tangan secara Muller dilakukan jika dengan cara Bracht bahu dan tangan
tidak bisa lahir.
-
Melahirkan bahu
depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan cara yang sama seperti
klasik, ke arah belakang kontra lateral dari letak bahu depan.
-
Setelah bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan
langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan lengan belakang.
d) Cara Lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang terjungkit di
belakang kepala/nuchal arm)
- Setelah bokong dan kaki bayi lahir, memegang bayi
dengan kedua tangan.
- Memutar bayi 180º dengan lengan bayi yang terjangkit
ke arah petunjuk jari tangan yang nuchal.
- Memutar kembali 180º ke arah yang berlawanan ke
kiri/kanan. Beberapa kali hingga kedua bahu dan lengan dilahirkan secara
klasik/muller.
5. Ekstraksi kaki
Dilakukan
bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan ibu-bayi
- Tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong,
pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha
janin, sehingga kaki bawah menjadi fleksi, tangan yang lain mendorong fundus ke
bawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki di pegang dengan dua jari dan
dituntun ke luar dari vagina sampai batas lutut.
- Kedua
tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari di letakkan di
belakang betis sejajar sumbu panjang paha dan jari-jari lain di depan betis,
kaki ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.
- Pegangan dipindah ke pangkal setinggi mungkin dengan
kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain di
depan paha.
- Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter
depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama di elevasi ke atas
hingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir berarti
bokong lahir.
- Sebaliknya
bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dahulu, maka yang lahir lebih dahulu
ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal
paha ditarik terus curam ke bawah.
- Setelah bokong lahir maka dilanjutkan cara “b” atau
“c” atau “d”.
6. Teknik Ekstraksi Bokong
Dikerjakan jika
presentasi bokong murni dan bokong sudah turun di dasar panggul, bila kala II
tidak maju atau tampak keadaan janin / ibu yang mengharuskan bayi segera
dilahirkan.
- Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil
janin, dimasukkan dalam jalan lahir dan diletakkan dilipatan paha bagian depan.
Dengan jari ini lipat paha ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga
tariakn ini, maka tangan penolong yang lain mencekam pergelangan tadi dan turut
menarik curam ke bawah.
- Bila dengan tarikan ini trokhanter depan mulai tampak
di bawah simfisis, maka jari telunjuk penolong yang lain mengait lipatan paha
ditarik cuam ke bawah sampai bokong lahir.
- Setelah bokong lahir, bayi dilahirkan secara “b”
atau “c” atau
“d”
Cara
melahirkan kepala bayi
Cara Maurice
(dilakukan bila bayi dilahirkan secra manual aid/bila dengan bracht kepala
belum lahir)
- Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan
bayi seolah-olah menunggang kuda.
- Satu jari dimasukkan di mulut dan dua jari di maksila.
- Tangan kanan memegang/mencengkam bahu tengkuk bayi
- Minta seorang asisten menekan fundus uteri
- Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus
uteri, penolong persalinan melakukan tarikan ke bawah sesuai arah sumbu jalan
lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu/mulut.
(Sumber: Sarwono.2010)
DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
2. Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina
Pustaka-SP
3. Prawirohardjo,Sarwono.2010.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan
Bina Pustaka-SP
4. Rukiyah,Ai
Yeyeh dan Lia Yulianti.2011.Asuhan
Kebidanan IV(Patologi Kebidanan).Jakarta: Trans Info Media
ASUHAN
KEBIDANAN
PADA
IBU BERSALIN G2P1A0 DENGAN PERSALINAN SUNGSANG
DI
BIDAN PRAKTEK MANDIRI “Hj.SITI SUSILAWATI,SKM”
MARTAPURA
MARTAPURA
PENGKAJIAN
DATA
Hari/Tanggal : Minggu, 26 Mei 2013
Jam : 09.00 WITA
PENGUMPULAN
DATA
A. Data Subjektif
1.
Identitas
Isteri Suami
Nama : Ny. SA Tn. HP
Umur : 27 tahun 29 tahun
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia Jawa/Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMK
Pekerjaan : honorer swasta
Alamat : Jl. Kenanga Martapura
2.
Keluhan Utama
Ibu
hamil cukup bulan (aterm) pada kehamilan kedua mengeluh perut mules disertai
rasa sakit yang menjalar sampai kepinggang dan keluar lender darah sejak pukul
22.00 WITA dari vaginanya.
3.
Riwayat Haid
Menarche : + 12 tahun
Siklus : 28-30 hari
Lamanya : 6 hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut perhari
Dismenorrhoe : tidak ada
4.
Riwayat Sosial
Ekonomi
a)
Status
perkawinan
Kawin : ya
Usia
kawin : 19
tahun
Lama
perkawinan : + 8
tahun
Dengan
suami sekarang : ya
Isteri
ke : 1
(pertama)
b)
Riwayat
kontrasepsi
Jenis : suntik 3
bulan
Lamanya : + 5
tahun
Masalah : tidak ada
5.
Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
no
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
Anak
|
||||||||
Tahun
|
uk
|
peny
|
JP
|
pnlong
|
tmpt
|
peny
|
peny
|
BB/PB
|
JK
|
keadaan
|
peny
|
|
1
2
|
2007
2013
|
Aterm
Aterm
|
-
sungsang
|
Sptbk
-
|
Bidan
-
|
Klinik
-
|
-
-
|
-
-
|
3000 gr/49 cm
-
|
♂
-
|
Baik
-
|
-
-
|
6.
Riwayat
Kehamilan Sekarang
HPHT :
15-08-2012
TP :
22-05-2013
Hamil
ke- : 2
(kedua)
Mulai
ada gerakan janin : Umur
kehamilan 20 minggu
ANC
a)
Trimester I
Frekuensi : 1 kali (14-10-2012)
Tempat
periksa : Bidan Prakter Mandiri
Pemeriksa : Bidan
UK :
7 minggu
Keluhan : tidak ada
Terapi :-
B6
3x1 (memproduksi zat kimia yang berperan pembuatan protein)
-
B Complex 3x1 (
mencegah anemia)
Imunisasi : lengkap sampai TT V
Penyuluhan :
- Menganjurkan untuk mengkonsumsi makan yang bergizi seperti
sayur-sayuran, buah-buahan, ikan dan susu.
-
Menganjurkan ibu
untuk minum obat-obatan yang diberikan secara teratur dan sesuai dosis.
-
Menganjurkan ibu
makan sedikit tapi sering
b)
Trimester II
Frekuensi : 2 kali (10-12-2013 dan 14-01-2013)
Tempat
periksa : Bidan Praktek Mandiri
Pemeriksa : Bidan
UK :
16 minggu dan 21-22 minggu
Keluhan : Tidak ada
Obat : - Vit C (untuk daya tahan tubuh dan membantu penyerapan
zat besi)
- Kalk ( untuk kalsium dan tulnag janin)
-
SF 1x1 (pembentukkan
sel darah merah)
Imunisasi :
-
Penyuluhan : - menganjurkan ibu untuk tetap
makan-makanan bergizi..
-
Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan
kemudian.
-
Menganjurkan ibu
untuk ikut senam hamil
-
Menganjurakan ibu
untuk istirahat cukup
c)
Trimester III
Frekuensi : 3 kali (02-03-2013, 22-03-2013 dan 14-04-2013)
Tempat
periksa : Bidan Praktek Mandiri
Pemeriksa : Bidan
UK : 28 minggu, 32 minggu dan 35-36 minggu
Keluhan : sering kencing
Obat :
- SF (pembentukkan sel darah merah)
-
Kalk (untuk pertumbuhan tulang dan gigi)
-
Vitamin C (membantu penyerapan zat besi).
Imunisasi :
-
Penyuluhan : - menganjurkan ibu untuk
istirahat yang cukup.
-
Menganjrkan ibu
untuk rutin memeriksakan kehamilannya. Menganjurkan ibu untuk mengkomsumsi
makanan bergizi dan seimbang.
-
Memberitahukan kepada
ibu tanda-tanda bahaya kehamilan seperti : Muka
dan kaki bengkak, Penglihatan kabur, Pergerakan janin berkurang, Sakit kepala
yang hebat, Keluarnya darah di bagian kewanitaan, Sakit perut bagian bawah.
-
Menjelaskan kepada ibu
tanda-tanda persalinan yaitu perut terasa mules-mules yang semakin lama semakin
sering, sakit perut menjalar sampai ke pinggang serta keluar lendir darah
-
Menganjurkan ibu
untuk memeprsiapkan persalinanannya.
7.
Riwayat
Persalinan sekarang
Kala
I (Pukul 09.00 wita) tanggal 25-05-2013
a. Cairan
Vagina
Perdarahan
vagina : Tidak ada
Lendir
bercampur darah : Ada
Aliran/semburan
darah : Ada
Aliran/semburan
ketuban : Tidak ada
b. Gerakan
janin : Ibu merasakan gerakan
janin
c. Istirahat
terakhir : Jam 04.30 wita tanggal
25-05-2013
d. Makan
terakhir : Jam 08.00 wita tanggal
25-05-2013
e. BAB
terakhir : Jam 17.00 wita
tanggal 24-05-2013
f. BAK
terakhir : Jam 06.00 wita
tanggal 25-05-2013
Pasien
G2P1A0 hamil cukup bulan (aterm) mengeluh mules-mules dan sakit perut menjalar ke pinggang. Palpasi dilakukan
dengan hasil 3 jari dibawah prx (29 cm) PU-KA, presentasi bokong, DJJ 144 x/menit.
8.
Riwayat
Kesehatan
a) Riwayat
kesehatan Ibu
Ibu tidak pernah
menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Jantung dan penyakit menular seperti TBC,
Hepatitis, HIV/AIDS
b) Riwayat
Kesehatan Keluarga
Dari
pihak keluarga ibu ataupun suami tidak pernah menderita penyakit keturunan
seperti Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Jantung, dan penyakit menular seperti
TBC, Hepatitis dan HIV/AIDS.
9. Data
Biologis
a)
Pola nutrisi
Jenis : nasi, lauk-pauk,
sayur-mayur dan buah-buahan
Frekuensi : + 3 kali
Porsi : 1 piring
Pantangan : tidak ada
Masalah : tidak ada
b)
Personal hygene
Frekuensi
mandi : 2 kali sehari
Frekuensi
gosok gigi : 3 kali sehari
Frekuensi
ganti pakaian : 2 kali sehari
Kebersihan
vulva : setiap sehabis
mandi, BAK dan BAB
c)
Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Warna : kecoklatan
Konsistensi : lembek
Masalah : tidak ada
BAK
Frekuensi : sering
Warna : kekuningan
Bau : amoniak (pesing)
Masalah : sering kencing
d)
Pola aktivitas
Ibu
mengatakan mulai tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari semenjak perutnya
sakit
10.
Data Spiritual
Ibu
selalu berdoa untuk keselamatan dirinya dan bayinya dan mendapatkan kelancaran
saat persalinan.
11.
Data Psikologi
Ibu,suami
dan keluarga sangat bahagia dan antusias dengan proses kehamilan dan persalinan
ini. Terbukti dengan didampinginya ibu oleh suami dan keluarganya
B. Data Objektif
1.
Pemeriksaan
Fisik
a)
Keadaan umum
Kesadaran :
Compos mentis
Kesadaran
emosional : Cemas/gelisah
b)
Tanda-tanda
vital
Tekanan darah :
120/100 mmHg
Nadi : 84 kali permenit
Pernapasan : 26 kali permenit
Suhu : 36

2.
Pemeriksaan
Kebidanan
a)
Inspeksi
-
Kepala/muka
Rambut
terlihat hitam, lurus, bersih, tidak rontok, muka tidak terlihat oedem dan
tidak ada cloasma gravidarum.
-
Mata
Bentuk
mata terlihat simetris, konjungtiva tidak anemis, dan sclera tidak anemis serta
fungsi penglihatan baik.
-
Telinga
Bentuk
telinga terlihat simetris, bersih, dan tidak ada serumen yang keluar.
-
Mulut
Bibit
terlihat tidak sianosis, lidah tidak kotor, dan tidak terdapat caries dentis.
-
Leher
Terlihat
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, dan tidak ada pembesaran vena jugularis.
-
Mammae
Kedua
mammae terlihat simetris, papilla mammae terlihat menonjol dan pada daerah
areola terlihat berwarna hitam kecoklatan.
-
Abdomen
Tidak
ada terlihat luka bekas operasi, dan terdapat linea nigra
-
Ekstremitas
Atas : tidak tampak odem, kuku, dan jari tampak
bersih.
bawah :
tidak tampak odem, kuku, dan jari tampak bersih.
b) Palpasi
-
Leher
Tidak
teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid, ataupun pembesaran vena jugularis.
-
Dada/mammae
Tidak
teraba adanya benjolan abnormal, dan tidak ada nyeri tekan.
-
Abdomen
Leopold
I : TFU 3 jari dibawah prx (29cm)
pada puncak fundus teraba keras, bulat, dan melenting.
Leopold
II :
Bagian kanan
perut ibu teraba keras memanjang (PU-KA), bagian kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin.
Leopold
III : Bagian bawah teraba bulat,
lembek, dan tidak melenting (Pres-Bok).
Leopold
IV : Bagian terbawah sudah masuk
PAP, TBJ : (29-11) x 155 = 2.790 gram.
c) Auskultasi
DJJ : Positif (+)
Frekuensi : 144
kali permenit
d) Perkusi
Tidak
dilakukan pemeriksaan
e) Kontraksi
uterus
His
3 kali dalam 10 menit selama 30-40 detik.
C. Assesment
Ibu
G2P1A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase aktif
dengan persalinan sungsang.
D. Planning
1.
Membangun hubungan baik antara
ibu dengan bidan dengan cara menyambut dan menyapa ibu dengan ramah dan hangat.
Ev: Antara ibu dengan bidan sudah
terjalin hubungan baik
2.
Menginformasikan atau
memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa:
a.
Ibu sudah memasuki masa awal dari
proses persalinan, yaitu pembukaan 8 cm, portio menipis.
b.
Keadaaan ibu baik, tanda vital :
Tekanan darah : 120/100 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Pernapasan : 26 x/menit
Temp : 36oC
Pembukaan
Serviks : 8 cm
Pendataran
Serviks : Positif(+) dan adanya
penipisan
TFU : 3
jari dibawah prx
c.
Keadaan janin baik, dengan DJJ
normal 144x/menit, posisi janin sungsang
dan bagian terbawah sudah masuk PAP, his 3
kali dalam 10 menit lamanya 30-40 detik, TBJ 2.790 gram
Ev: Ibu sudah
mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan pada ibu bahwa rasa sakit atau mules merupakan hal yang
wajar pada saat persalinan dikarenakan kontraksi uterus yang membantu proses
kelahiran bayi.
Ev: ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
4.
Menganjurkan ibu untuk posisi
miring kiri saat berbaring agar membantu proses penurunan kepala dan supaya
janin mendapat pasokan oksigen dari peredaran darah ibu.
Ev: Ibu mengerti dan mau
melakukan anjuran yang diberikan
5. Melakukan asuhan sayang ibu dengan cata:
-
Memberikan dukungan emosional
baikdari pihak suami,keluarga maupun penolong persalinan, seperti mendampingi
selama proses persalinan, memberikan semangat untuk tetap tenang agar proses
kelahiran berjalan lancer.
-
Menganjurkan ibu untuk tetap makan
dan minum saat tidak ada his agar menambah kekuatan saat mengedan.
Ev:
asuhan sudah dilakukan
6. Menganjurkan ibu untuk memberitahukan penolong jika ada perasaan ingin
BAB karena ini merupakan salah satu tanda kelahiran.
Ev: Ibu
mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan
7. Menyarankan ibu untuk tidak mengedan jika pembukaan belum lengkap dan
mengajarkan cara mengedan yang benar, yaitu :
-
meletakkan kedua telapak tangan di
bawah paha
-
Menempelkan dagu di dada dan mata
melihat ke perut tanpa menutup mata
-
Tidak mengangkat bokong saat
mengedan
-
Tidak mengeluarkan suara saat
mengedan
Ev: ibu mengerti
dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
8.
Memasang infus RL 20 tpm untuk
menambah tenaga ibu untuk meneran dalam proses persalinan nanti.
Ev: Infus RL 20 tpm sudah
terpasang
9. Menyiapkan peralatan dan perlengkapan persalinan serta kebutuhan Ibud an
bayi,seperti :
-
Partus set:
2 buah klem tali
pusat, 1 buah ½ kocher, 1 buah gunting tali
pusat, 1 buah gunting episiotomi, 2 buah bengkok, 1 buah bak instrumen
-
Heacting set:
Nalfoeder, Pinset anatomis, Gunting benang, Jarum otot / kulit, Inodin cup, catgut dan Bak instrumen
-
Perlengkapan:
Spuit 1/3/5/10 cc, Handscon 1 pasang, Penjepit tali pusat, Kasa steril, Kateter
-
Obat-obatan:
Oksitosin 1 ampul berfungsi untuk merangsang kontraksi, Lidocain 1 ampul berfungsi untuk menghilangkan nyeri/
anastesi, Neo K 1 ampul berfungsi sebagai pencegah perdarahan pada
bayi terutama perdarahan pada otak, Metilergometrin 1
ampul berfungsi mengurangi perdarahan
-
Kebutuhan ibu dan bayi:
Ibu (Baju ibu, Gurita , Softex,Underpad, Kain sarung,Pakaian dalam)
Bayi (baju
bayi,kaos kaki dan tangan, popok, gurita, topi, lampin, minyak telon, bedak.
Ev:
peralatan,perlengkapan dan segala kebutuhan sudah siap.
10. Observasi kemajuan persalinan
Ev: pukul
13.00 WITAibu merasa sakitnya semakin sering, pembukaan lengkap 10 cm, portio
tidak teraba, ketuban (-), bokong berada di hodge IV, his 4 kali dalam 10 menit
lamanya lebih dari 40 detik.
11. Mendokumentasikan asuhan dengan metode SOAP
Ev:
pendokumentasian asuhan dengan metode SOAP sudah dilakukan
CATATAN PERKEMBANGAN
No
|
Hari/Tanggal/jam
|
Keterangan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1
2
3
.
|
Sabtu,
25 Mei 2013
13.00 wita
Sabtu,
25 Mei 2013
13.50 WITA
Sabtu,
25 Mei 2013
14.00 WITA
|
S : Ibu merasa
perutnya mules – mules semakin sering dan kuat, dan ingin BAB serta mengedan
dan juga ada keluar air – air dari vagina.
O : VT pembukaan
lengkap (10cm) portio tidak teraba, ketuban (-), bokong di hodge IV.
A : Kala II (pengeluaran bayi)
P :
1.
Menjelaskan kepada ibu bahwa ia
akan segera melahirkan.
Ev: Ibu telah mengetahui bahwa ia akan melahirkan.
2.
Mendekatkan alat-alat penolong
persalinan yang sudah disiapkan.
Ev: Alat penolong
persalinan sudah disiapkan dan didekatkan.
3.
Memberikan asuhan kala II :
a.
Memberikan dukungan kepada ibu
dan menyuruh ibu berdoa
b.
Memimpin persalinan :
·
Mengatur posisi ibu dorsal
recumben (ibu berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi ditarik atau
direnggangkan).
·
Membersihkan vulva ibu dengan
kapas lubrikan steril.
·
Memimpin mengedan setiap kali
ada his dengan cara tarik nafas yang
panjang, tahan, kemudian meneran seperti mau BAB.
·
Menganjurkan ibu istirahat bila
tidak ada his.
·
Memberikan asupan cairan
bergula pada ibu diantara his.
·
Menyiapkan kain bersih untuk
persiapan pertolongan janin dan handuk bersih pada perut ibu.
Ev:
Asuhan kala II sudah dilakukan
4.
Melakukan pertolongan
persalinan sungsang:
Cara
Bracht
-
Penolong berada
disamping kanan ibu , tunggu hingga
bokong membuka vulva 5-6 cm, tahan perineum agar tidak terjadi laserasi.
-
Segera setelah bokong
lahir, bokong dicekam secara bracht (kedua ibu jari penolong sejajar dengan
panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul)
-
Jangan melakukan
intervensi, ikuti saja proses keluarnya janin.
-
melonggarkan tali
pusat setelah lahirnya perut dan sdebagian dada.
-
Lakukan
hiperlordosisjanin pada saat angulus skapula inferior tampak dibawah simfisis
(dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan
kearah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan bayi.
-
menggerakkan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung,
dahi dan kepala.
“Bayi lahir pada jam 13.45 wita dengan
jenis kelamin Laki-laki, dengan berat
badan 2.500 gram, panjang badan 47 cm, menangis spontan, APGAR score 7, 8, 9,
LK 31 cm, LD 31 cm.
-
Meletakkan
bayi diperut ibu, bungkus bayi dengan handuk hangat, bersihkan jalan nafas
bayi,
-
Potong tali
pusat dengan cara meletakkan klem 2 cm dari permukaan perut bayi, lalu
letakkan lagi klem kedua 2-3 cm dari klem pertama kemudian potong tali pusat
diantara kedua klem tadi.
-
Melakukan IMD
Ev: bayi sudah lahir
S : Ibu merasa
perutnya nyeri dan mules-mules karena ada kontraksi.
O : Tinggi fundus
uteri sepusat teraba keras, uterus menjadi bundar, tali pusat memanjang dan
keluar darah secara mendadak.
A : Kala III (kala uri)
P : Melakukan manajemen kala
III :
1.
Melakukan pemeriksaan fundus
uteri untuk memastikan janin tunggal dan kandung kemih kosong.
2.
Memberikan injeksi oksitoxin 10
unit secara IM segera 1 menit setelah bayi lahir untuk merangsang fundus
uteri berkontraksi dengan efektif sehingga membantu pelepasan plasenta dan
mengurangi perdarahan.
3.
Melahirkan plasenta dengan PTT
:
·
Memindahkan klem tali pusat
hingga berjarak 5-10 cm didepan vulva.
·
Pada saat uterus berkontraksi
meregangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri mendorong
uterus dengan hati – hati kearah dorsokranial.
·
Apabila dengan PTT tali pusat
bertambah panjang dan terasa ada pelepasan plasenta, ibu diminta untuk
meneran, sementara tangan kanan meregangkan tali pusat kearah bawah dan
keatas sesuai dengan jalan lahir plasenta tampak pada vulva.
·
Setelah plasenta tampak pada
vulva, teruskan melahirkan plasenta dan melakukan putaran searah jarum jam
untuk membantu melahirkan plasenta. Jam 14.00 wita plasenta lahir spontan
lengkap dengan selaputnya.
·
Segera setelah lahirnya
plasenta melakukan masase fundus uteri yaitu dengan gerakan melingkar secara
lembut, sehingga uterus berkontraksi (fundus uteri menjadi keras) selama 15
detik. Kemudian cek kelengkapan plasenta yaitu dengan cara tangan kiri
melakukan masase dan tangan kana mengecek apabila ada selaput plasenta yang
tertinggal.
Ev: Manajemen
kala III telah dilakukan sesuai dengan prosedur.
S : Ibu merasa nyeri didaerah jalan lahir
O :
1.
Terdapat luka pada perineum
karena ruptur
2.
Perdarahan masih ada sedikit –
sedikit
3.
Kontraksi uterus baik, TFU 3 jari
dibawah pusat
A : Kala IV
P :
1.
Membersihkan vulva dan
memeriksa jalan lahir.
Ev:
vulva sudah dibersihkan
2.
Menjahit luka jalan lahir
dengan cara :
·
Menginjeksi anastesi (lidocain)
·
Menjahit luka di mukosa vagina
dan kulit perineum
·
Memastikan hasil jahitan dengan
memasukkan jari ke rektum secara perlahan
·
Meletakkan kasa betadine pada
jahitan di perineum
Ev:
luka perineum sudah dijahit
3.
Melakukan asuhan kala IV :
·
Mengobservasi jumlah darah yang
keluar 75 cc
·
Memastiksn tanda – tanda vital
dalam keadaan normal TD= 120/90 mmHg, R= 20x/menit, N= 84x/menit, T= 36,1oC
·
Memeriksa kontraksi uterus dan
TFU : kontraksi baik dan TFU 3 jari dibawah pusat
·
Memastikan kandung kemih kosong
·
Memastikan tidak ada tanda –
tanda perdarahan
·
Membersihkan dan merapikan ibu
dari cairan ketuban, lendir dan darah
·
Memasang tella dan mengganti
pakaian ibu
·
Mengatur posisi ibu senyaman
mungkin dan mempersilahkan ibu untuk istirahat
·
Melakukan pengawasan 2 jam post
partum
·
Menganjurkan ibu untuk
memeriksa fundus uteri yang berkontraksi dengan baik ( fundus teraba keras)
dan tidak ada tanda bahaya postpartum
·
Melakukan pencegahan infeksi
dengan cara :
a.
Dekontaminasi alat – alat yang
sudah dipakai kedalam larutan klorin selama 10 menit. Air : larutan klorin
-> 9:1
b.
Cuci atau sikat yang sudah
direndam dalam larutan klorin, cuci dengan sabun
c.
Bilas alat dengan air bersih
dan mengalir yang mengalir
d.
Mengeringkan alat dan
mensterilkan alat selama 25 – 30 menit setelah itu menyimpannya dengan rapi
e.
Dekontaminasi tempat persalinan
dengan larutan klorin 0,5 % kemudian bilas dengan air bersih
f.
Cuci tangan menggunkan sabun dan bilas pada air mengalir
· Melakukan pengawasan 2 jam postpartum
Hasil
observasi kala IV pada 1 jam pertama (per 15 menit)
Hasil observasi kala IV pada 1
jam pertama (per 30 menit)
Ev: asuhan kala IV telah dilakukan
4.
Mendokumentasikan asuhan dengan
metode SOAP
Ev:
pendokumentasian asuhan dengan metode SOAP sudah dilakukan
|
Semoga Asuhan Kebidanan yang saya buat ini bisa membantu kalian,, mohon dimaklumi jika terdapat kekurangan, gomawo..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar