Minggu, 15 Juni 2014

Pelayanan KB "AKDR dan KONTAP"

PELAYANAN KB “Alat Kontrasepsi AKDR/IUD dan KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi) Dosen Pengampu : Eny Hastuti,Am.Keb,SKM Disusun Oleh: Endah Putri Pratiwi NIM : 722406S11338 Semester IV/B YAYASAN KARYA HUSADA MANDIRI AKADEMI KEBIDANAN BANJARBARU 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan pada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Adapun makalah ini akan membahas tentang “Metode Kontrasepsi AKDR/IUD dan Kontap (tubektomi dan vasektomi)”. Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Pelayanan KB yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu memebrikan dukungan dan semangatnya pada saya hingga saya lebih bersemangat dalam membuat makalah ini. Tak ada gading yang tak retak, mungkin peribahasa itu dapat menggambarkan makalah yang saya buat ini. Saya menyadari bahwa makalah ini asih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua. Amin Banjarbaru, Juli 2013 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ……………………………………………………………i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……………………………………………………1 1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………...2 1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………….2 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Metode Kontrasepsi AKDR/IUD dan KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi) 2.1.1 Metode Kontrasepsi AKDR A. Pengertian ………………………………………………3 B. Jenis-jenis ………………………………………………3 C. Mekanisme kerja ……………………………………….4 D. Keuntungan ……………………………………………5 E. Efek samping …………………………………………...5 F. Komplikasi ……………………………………………..6 G. Indikasi …………………………………………………6 H. Kontraindikasi ………………………………………….6 I. Teknik pemasangan AKDR ……………………………7 J. Cara mengeluarkan AKDR …………………………….9 2.1.2 KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi) 1. Tubektomi …………………………………………….11 2. Vasektomi …………………………………………….15 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan ……………………………………………………...19 DAFTAR PUSTAKA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kulaitas sumber daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti. Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “keluarga berkualitas tahun 2015” Pemerintah meluncurkan gagasan, yaitu keluarga berencana mandiri artinya masyarakat memilih metode KB dengan biaya sendiri melalui KB lingkaran biru dan KB lingkaran emas dan mengarahkan pada pelayanan metode kontrasepsi efektif (MKE) yang meliputi AKDR, suntikan KB, susuk KB dan kontap. Sebagai salah satu bukti keberhasilan program tersebut antara lain dapat diamati dari semakin meningkatnya angka pemakaian kontrasepsi(prevalensi). Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 memperlihatkan proporsi peserta KB yang terbanyak adalah suntik (21,1%), pil (19,4%), AKDR (18,1%), norplan (16%), tubektomi (3%), kondom (0,7%) dan vasektomi (0,4%) dan sisanya merupakan akseptor KB tradisional yang masing-masing menggunkan cara tradisional seperti pantang berkala maupun senggama putus. Dari data di atas dapat diketahui AKDR/IUD berada diposisi ketiga, Tubektomi posisi kelima dan Vasektomi posisi ketujuh. Disini membuktikan masih sedikit masyarakat khususnya peserta KB yang tidak memilih metode AKDR dan Kontap. maka dari itu, saya ingin mencoba membahas makalah dengan judul “Metode Kontresepsi AKDR/IUD dan Kontap (Tubektomi dan Vasektomi) 1.2 Rumusan Masalah A. Apa itu AKDR/IUD ? B. Apa saja jenis, keuntungan, efek samping dan komplikasi serta yang menjadi indikasi dan kontraindikasi AKDR ? C. Bagaimana mekanisme kerja, teknik pemasangan dan cara pelepasan AKDR? D. Apa itu tubektomi? E. Apa saja jenis, keuntungan, efek samping dan komplikasi serta yang menjadi Indikasi dan kontraindikasi tubektomi ? F. Apa itu vasektomi? G. Apa saja jenis, keuntungan, efek samping dan komplikasi serta yang menjadi indikasi dan kontraindikasi vasektomi ? 1.3 Tujuan Penulisan Secara umum : Untuk mengetahui gambaran umum mengenai kontrasepsi, terutama dalam hal ini metode alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) dan Kontap (tubektomi dan vasektomi) yang meliputi pengertian, keuntungan dan efek samping, jenis, komplikasi, kontraindikasi, cara pemasangan , dan lain sebagainya. Secara khusus : Untuk memenuhi tugas kuliah “Pelayanan KB” oleh dosen pengajar Ibu Eny Hastuti, Am.Keb,SKM BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Metode Kontrasepsi AKDR/IUD dan KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi) 2.1.1 Metode Kontrasepsi AKDR/IUD A. Pengertian Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduktif (Saefuddin,2003). AKDR adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukan ke dalam rongga rahin (Prawirohardjo,2005) AKDR atau IUD atau spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormone dan dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (BKKBN,2003). B. Jenis-jenis AKDR 1. AKDR non-hormonal a) Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi : 1) Bentuk terbuka (oven device), seperti: LiipesLoop,CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload,Nova-T 2) Bentuk tertutup (closed device), seperti : Ota-Ring, Atigob, dan Graten Berg Ring. b) Menurut tamabahan atau metal dibagi menjadi : 1) Medicated IUD, seperti : Cu T 200, Cu T 220, Cu T 300, Cu T 380 A, Cu-7, Nova T, ML-Cu 375. 2) Un medicated IUD, seperti: Lippes Loop, Marguiles,Saf-T Coil, Antigon. 2. IUD yang mengandung hormonal a) Progestaser-T = Alza T b) LNG-20 C. Mekanisme Kerja AKDR Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebutan lekorit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma. Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berlainan. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus juga menghambat khasiat hidrase karbon dan fosfatase alkali. Akdr yang mengeluarkan hormone juga menebalkan lender sehingga menghalangi pasasi sperma (Prawirohardjo,2005). D. Keuntungan AKDR - Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit. - Control medis yang ringan - Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan sehingga lebih ekonomis - Penyulit tidak terlalu berat - Efektivitas cukup tinggi - Tidak menimbulkan efek sistemik - Metode jangka panjang - Tidak mempengaruhi produksi ASI (bagi yang non-hormonal) - Dapat dipakai segera setelah melahirkan atau aborsi - Tidak berinteraksi dengan obat-obatan - Dapat digunakan sampai menopause - Mencegah kehamilan ektopik - Tidak mempengaruhi hubungan seksual E. Efek samping AKDR - Perdarahan (Spotting dan menometroragia) - Nyeri dan kejang diperut - Leukorea - Dapat terjadi infeksi - Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual. - Ekspulsi (pengeluaran sendiri) - Perubahan siklus haid - Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS - Insidens kehamilan ektopik lebih tinggi - Perforasi uterus - Haid lebih lama dan banyak F. Komplikasi AKDR - Sering terjadi perasaan mules dan adanya bercak darah. - Infeksi - Perforasi dinding uterus - Kehamilan - Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan - Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia - Klien tidak dapat melepas tali AKDR oleh dirinya sendiri G. Indikasi AKDR Usia reproduktif, keadaan nullipara, menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang,menyusui, setelah melahirkan, tidak menghendaki metode hormonal, sedang memakai antibiotika atau antikejang, penderita tumor jinak payudara, epilepsy, tekanan darah tinggi, penderita DM. H. Kontarindikasi pemasangan AKDR 1. Sedang hamil 2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui 3. Sedang menderita infeksi genetalia 4. Penyakit trifoblas yang ganas 5. Diketahui menderita TBC pelvic 6. Kanker alat genitalia 7. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm I. Teknik pemasangan AKDR 1. Persiapkan alat yang digunakan - Satu set AKDR (dalam hal ini jenis Copper T) - Cairan antiseptic - Kapas dan kassa steril - Speculum cocor bebek - Gunting - Forsep - Sonde - Tenakulum - Tampon - Sarung tangan DTT - Bengkok - Larutan klorin - Tempat sampah 2. Pemeriksaan fisik - Akseptor diberi penjelasan bahwa pemasangan AKDR akan dilaksanakan - Akseptor dipersilahkan mengosongkan kandung kemihnya dulu - Cuci tangan sesuai dengan prosedur dan keringkan - Pastikan tidak ada kelainan pada payudara maupun alat genetalia dengan palpasi 3. Pemeriksaan panggul/pemeriksaan dalam - Atur klien berada dalam posisi litotomi di meja ginekologi dan kenakan kain penutup. - Dekatkan peralatan dan lampu sorot - Kenakan sarung tangan DTT/steril - Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar rahim dan bentuk rahim. - Masukkan speculum, lakukan pemeriksaan inspeculo - Periksa adanya lesi / keputihan pada vagina - Disinfeksi dinding vagina dan mulut rahim menggunakan kapas desinfektan, perhatikan dinding vagina dan mulut rahim apakah terdapat kelainan atau tidak. - Lepas speculum perlahan dan dekomentasikan ke larutan klorin - Lepas sarung tangan dan dekomenatisakan apda larutan klorin - Cuci tangan 4. Cara Pemasangan - Pakai kembali sarung tangan - Pasang speculum untuk melihat serviks - Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptiks - Jepit serviks dengan tenakulum tepat pada sebelah atas portio - Masukkan sode uterus dengan tehnik tidak menyentuh (no touch tehnique ) yaitu secara berhati-hati memasukkan sonde ke dalam rongga uterus sekali masuk tanpa menyentuh dinding vagina atau bibir speculum untuk menentukan kedalaman rahim - Keluarkan sonde dan ukur kedalam rongga uterus pada tabung inserter yang masih berada didalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru pada tabung inserter, kemudian buka seluruh plastik penutup kemasan - Keluarkan inserter dari tempat kemasan tanpa menyentuh permukaan yang tidak steril, hati-hati jangan sampai pendorongnya terdorong - Peganglah leher biru dalam posisi horizontal (sejajar dengan IUD) kemudian masukkan tabung inserter secara hati-hati ke dalam uterus sampai leher biru tersebut menyentuh serviks atau sampai terasa adanya tahanan - Pegang serta tahan tennaculum dan pendorong dengan satu tangan pada saat ini pendorong AKDR tidak bergerak. - Tarik inserter sementara pendorong tetap pada tempatnya. Ini akan meletakkan Copper T pada fundus uteri dan dalam bidang horizontal. - Keluarkan sebagian dari tabung inserter dan gunting benang IUD kurang dari 3-4 cm. keluarkan seluruh tabung inserter lepaskan tenakulum dengan hati-hati - Periksa serviks dan bila ada perdarahan dari tempat bekas jepitan tenacculum, tekan dengan kasa selama 30 – 60 menit - Keluarkan speculum dengan hati – hati J. Cara mengeluarkan AKDR 1. Persiapan alat - Sarung tangan DTT - Spekulum - Klem buaya - Forsep/korentang - Kain kassa atau kapas steril - Sonde uterus - Benkok - Larutan klorin - Tempat sampah - Lampu sorot 2. Cara melepas AKDR - Cuci tangan dengan bersih dan keringkan - Atur klien dengan posisi litotomi - Gunakan sarung tangan DTT - Masukkan speculum hingga mulut rahim terlihat. - Bersihkan serviks dengan larutan antiseptic 3 kali - Jepit benang didekat serviks dengan klem lalu tarik benang keluar dengan hati-hati untuk mengeluarkan AKDR/IUD - Tunjukkan IUD tersebut pada klien - Keluarkan speculum dengan hati-hati. 2.1.2 KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi) Kontap atau kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan. Kontap terbagi menjadi Tubektomi dan Vasektomi (Tubektomi) (Vasektomi) 1. Tubektomi/MOW (Medis Operatif Wanita) A. Pengertian Tubektomi atau kontap wanita ialah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba. Tubektomi adalah tindakan operasi kecil untuk mencegah kehamilan dilakukan pada saluran telur perempuan dengan memotong atau mengikat salah satu bagian yang dilalui sel telur, diharapkan tidak terjadi pembuahan (kehamilan). Tubektomi adalah setiap tindakan pada keduia saluran telur wanita yang mengakibatkan orang tidak akan mendapatkan keturunan (Prawirohardjo.2002) B. Jenis Tubektomi 1) Mini laparotomi Metode ini hanya diperlukan sayatan kecil + 3 cm baik pada daerah perut bawah (supra pubis) maupun subum bilikal (pada lingkar pusat bawah). Tindakan ini dapat dilakukan terhadap banyak klien, relative murah dan dapat dilakukan oleh dokter yang dilakukan latihan khusus, operasi ini aman dan efektif Pengambilan tuba dilakukan melalui sayatan kecil, setelah itu dinding perut ditutup kembali, luka sayatan ditutup dengan kassa yang kering dan steril apabila tidak ditemukan masalah yang berarti, klien dapat dipulangkan setelah 2-4 jam. 2) Laparaskopi Prosedur ini memerlukan tenaga spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang telah dilatih secara khusus agar pelaksanaannya aman dan efektif. Teknik ini dapat dilakukan pada 6-8 minggu pasca persalinan atau setelah abortus. Laparaskopi memerlukan perawatan yang cukup rumit dan sebaiknya ada tenaga ahli anestesi pada saat tindakan laparskopi berlangsung. C. Mekanisme Kerja Dengan mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. D. Keuntungan Tubektomi - Sangat efektif - Tekniknya mudah, sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum. - Permanent - Tidak mempengaruhi proses menyusui (breast feeding) - Tidak tergantung pada factor senggama - Tidak ada efek samping dalam jangka panjang - Tidak ada perubahan dalam pola seksual - Berkurangnya resiko kanker ovarium - Perlengkapan dan peralatan bedah sederhana - Dapat dilakukan pasca persalinan, pasca aborsi dan masa interval - Kegagalan teknik rendah dan keberhasilan hampir 100% - Waktu pembedahan singkat dan relative murah - Prosedur dapat dilakukan tanpa dirawat - Masa penyembuhan pasca pembedahan singkat. E. Keterbatasan Tubektomi - Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini tidak dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi. - Klien dapat menyesal dikemudian hari - Resiko komplikasi kecil meningkat apabila digunakan anestesi umum - Rasa sakit/ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan - Dilakukan oleh dokter yang terlatih , dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau spesialis bedah untuk operasi laparoskopi - Tidak melindungi diri dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS. F. Komplikasi Tubektomi - Perdarahan daerah tuba - Perdarahan karena perlukaan pembuluh darah besar - Perporasi usus - Emboli udara - Perforasi rahim G. Indikasi Pelaksanaan Tubektomi - Usia lebih dari 26 tahun - Jumlah anak minimal dua dengan umur anak terkecil lebih dari 2 tahun. - Pada kehamilannya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius - Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai kehendaknya - Pascapersalinan dan pascakeguguran - Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini H. Kontra Indikasi Pelaksanaan Tubektomi - Hamil - Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan - Infeksi sistemik atau pelvic yang akut - Tidak boleh menjalani pembedahan - Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas dimasa depan - Belum memberikan persetujuan tertulis I. Waktu Pelaksanaan Tubektomi 1) Pasca persalinan, sebaiknya dalan jangka waktu 48 jam pasca persalinan. 2) Pasca keguguran, dapat dilakukan pada hari yang sama dengan evakuasi rahim atau keesokan harinya. • Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic (minilap atau laparaskopi) • Triwulan kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvic (minilap saja) 3) Dalam masa interval (keadaan tidak hamil), sebaiknya dilakukan dalam 2 minggu pertama siklus haid ataupun setelahnya, seandainya calon akseptor menggunakan salah satu cara kontrasepsi dalam siklus tersebut. J. Perawatan dan Pemeriksaan Pasca Operasi 1) Setelah tindakan pembedahan , klien dirawat di ruang pulih selama kurang lebih 4-6 jam 2) Bila dilakukan anestesi local, pemindahan klien dari ruang operasi ke ruang pulih 3) Selama di ruang pulih klien diamati dan dinilai - Tanda-tanda vital - Rasa nyeri yang timbul - Perdarahan dari luka dan kemaluannya. 4) Dua jam setelah tindakan dengan anastesi local klien diizinkan minum dan makan, duduk dan latihan berjalan 2. Vasektomi/MOP (Medis Operatif Pria) A. Pengertian Merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani sehingga sel sperma tidak dapat keluar pada saat senggama. Vasektomi merupakan prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terjambat dan proses fERtilisasi tidak terjadi (Saiful, Abdul Bari,2003) B. Keuntungan Vasektomi - Tidak ada mortalitas - Mordibitas kecil sekali - Pasien tidak perlu dirawat di RS - Dilakukan dengan anerstesi local. - Efektif - tidak mengganggu hubungan seksual selanjutnya. C. Kelemahan Vasektomi - Harus dengan tindakan pembedahan - Masih adanya keluhan seperti kemungkinan perdarahan dan infeksi - Harus menunggu sampai hasil pemeriksaan sperma 0 dalam beberapa hari atau minggu untuk dpat berhubungan dengan bebas tanpa menggunkan kondom agar tidak terjadi kehamilan. - Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi. D. Indikasi Vasektomi - Harus secara sukarela - Mendapat persetujuan isteri - Jumlah anak yang cukup - Pasangan yang isterinya sudah sering melahirkan - Pasangan yang telah gagal dengan kontrasepsi lain - Mengetahui akibat-akibat vasektomi - Umur calon tidsk kurang dari 30 tahun - Pasutri telah memiliki anak minimal 2 orang. E. Kontra Indikasi Vasektomi - Penderita hernia - Penderita kencing manis (DM) - Penderita kelainan pembekuan darah - Penderita penyakit kulit/jamur di daerah kemaluan - Tidak tetap pendiriannya - Memiliki peradangan pada buah zakar F. Komplikasi 1) Perdarahan, apabila perdarahan sedikit cukup diobservasi saja tetapi apabila peradrahan agak banyak segera rujuk ke RS yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Setiap ada pembengkakan di daerah skrotum harus dicurigai adanya perdarahan. 2) Hematoma, biasanya terjadi bila didaerah skrotum diberi beban yang terlalu berat seperti naik sepeda, duduk terlalu lama atau naik kendaraan dijalan yang rusak. 3) Infeksi bila terjadi pada kulit, epididimis atau orkitis 4) Granuloma sperma, dapat terjadi 1-2 minggu setelah vasektomi dirasakan adanya benjolan kenyal dan agak nyeri yang terjadi pada ujung proksimal vas deferent atau pada epididimis. G. Perawatan Pra-operasi Vasektomi 1) Dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui indikasi, kontraindikasi dan hal-hal lain yang diperlukan untuk kepentingan calon peserta kontap, sebaiknya dilakukan oleh yang melakukan pembedahan: - Anamnesis - Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan laboratorium Hasil pemeriksaan pra operasi harus disimpulkan, untuk menetapkan ada tidaknya kontra indikasi tindakan pembedahan. 2) Persiapan pra operasi - Jelaskan secara lengkap mengenai tindakan vasektomi termausk mekanisme dan efek sampingnya. - Berikan nasehat untuk perawatan luka pasca operasi - Berikan nasehat tentang cara menggunakan obat yang diberikan sesudah tindakan pembedahan - Klien diminta membawa celana khusus menyangga skrotum - Anjurkan calon peserta puasa sekurang-kurangnya 2 jam sebelum operasi - Rambut pubis yang cukup panjang digunting dn dibersihkan. H. Perawatan Pasca Operasi 1) Akseptor diminta untuk beristirahat dengan berbaring selama 15 menit sebelum dibenarkan pulang 2) Amati perdarahan dan rasa nyeri pada luka 3) Beri nasehat sebelum pulang : - Istirahat selama 1-2 hari dengan tidak bekerja berat dan naik sepeda. - Menjaga luka bekas operasi jangan basah dan kotor, gunakan celana dalam yang bersih. - Anjuran untuk menghabiskan obat yang diberikan sessuai dengan petunjuk - Dating ke klinik 1 minggu kemudian, 1 bulan dan 3 bulan kemudian untuk pemriksaan. - Segera kembali apabila terjadi perdarahan, badan panas, nyeri yang hebat atau ada muntah dan sesak napas. - Boleh berhubungan seksual dengan isteri tetapi harus menggunakan alat kontrasepsi kondom, paling tidak 15 kali senggama atau sampai hasil pemeriksaan sperma 0. Setelah itu boleh berhubungan bebas tanpa kondom. BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan AKDR/IUD dan KONTAP (Tubektomi dan Vasektomi) merupakan beberapa metode KB yang dianjurkan di Negara Indonesia. Kedua alat kontrasepsi ini memiliki tingkat keefektivitasan yang relative tinggi. AKDR/IUD adalah suatu alat kontrasepsi atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim baik yang mengandung hormone maupun tidak yang mana berfungsi untuk mencegah kehamilan. Sedangkan Kontap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau saluran pria yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan. Kontap dibagi 2 , yaitu tubektomi dan vasektomi. Tubektomi adalah tindakan operasi kecil untuk mencegah kehamilan dilakukan pada saluran telur perempuan dengan memotong atau mengikat salah satu bagian yang dilalui sel telur, diharapkan tidak terjadi pembuahan (kehamilan), sedangkan Merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani sehingga sel sperma tidak dapat keluar pada saat senggama. DAFTAR PUSTAKA 1. Saifuddin,AB.2003.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:JNPKKR 2. Arum, Dyah N.S Arum dan Sujiyatini.2011.Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.Jogjakarta:Nuha Medika 3. Suratun, dkk.2008.Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:Trans Indo Media 4.

Minggu, 02 Maret 2014

ASBID (ASUHAN KEBIDANAN) NIFAS BENDUNGAN ASI

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS P5AO POSTPARTUM HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI “TITI SUPRIYATI,S.ST”
BANJARBARU

PEMBIMBING :
AYU MEDIKAMAWENTI, S.ST
ak




OLEH :
ENDAH PUTRI PRATIWI
NIM:
722406S11338

YAYASAN KARYA HUSADA MANDIRI
AKADEMI KEBIDANAN BANJARBARU
2013
LANDASAN TEORI
BENDUNGAN ASI

A.  Pengertian
Bendungan air susu ibu adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu. (Sumber: Mochtar.1998)
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari kedua atau ketiga ketika payudara telah memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancer karena pengeluaran air susu yang tidak lancer, karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi kurang baik, dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui. (Sumber: Sarwono.2009)

B.  Factor-faktor Penyebab
1.      Pengosongan mammae yang tidak sempurna
2.      Factor hisapan bayi yang tidak aktif
3.      Posisi menyusui bayi tidak benar
4.      Putting susu terbenam
5.      Puting susu terlalu panjang.
(Sumber: Rukiyah.2011)

C.  Tanda dan gejala
Ditandai dengan : mammae panas serta keras pada perabaan dan nyeri, putting susu mendatar sehingga bayi sulit menyusu, pengeluaran susu kadang terhalang oleh duktuli laktiferi menyempit, warna kemerahan dan nyeri bila ditekan. (Sumber: Rukiyah:2011)
Gejala lainnya yaitu:
-          Mammae bengkak
-          Keras
-          Panas hingga suhu tubuh meningkat
(Sumber: Manuaba.2010)

D.  Diagnosis
Pemeriksaan fisik payudara, apda pemeriksaan fisik payudara harus dikerjakan dengan sangat teliti dan tidak boleh kasar dank eras. Tidak jarang palpasi yang keras menimbulkan petechenechymoses di bawah kulit. Orang sakit dengan lesi ganas tidak boleh berulang-ulang diperiksa oleh dokter atau mahasiswa karena kemungkinan penyebaran. (Sumber: Rukiyah.2011)
Pertama lakukan dengan cara inspeksi (periksa pandang, hal ini harus dilakukan pertama dengan tangan ke atas, selagi pasien duduk. Kita kan melihat dilatasi pembuluh-pembuluh balik di bawah kulit akibat pembesaran tumor jinak atau ganas di bawah kulit. Perlu diperhatikan apakah kulit pada suatu tempat menjadi merah, misalnya oleh mastitis karsinoma. Edema kulit harus diperhatikan pada tumor yang terletak tidak jauh di bawah kulit seperti gambaran kulit jeruk pada kanker payudara. (Sumber: Rukiyah.2011)
Kemudian lakukan palpasi (periksa raba). Ibu harus tidur dan diperiksa secra sistematis bagian medial lebih dahulu dengan jari-jari yang harus ke bagian lateral. Palapsi ini harus meliputi seluruh payudara dari parenternal ke arah garis aksila belakang, dan dari subklavikular kea rah paling distal. Setelah palapsi payudara selesai, dimulai dengan palpasi aksila dan supraklavikular. Untuk pemeriksaan aksila orang sakit harus duduk, tangan aksila yang diperiksa dipegang pemeriksa dan dokter pemeriksa mengadakan palpasi aksila dengan tangan yang kontraleteral dari tangan si penderita. (Sumber: Rukiyah.2011)

E.   Penanganan
Secara umum penanganan yang dilakukan yang terpenting adalah dengan mencegah terjadinya payudara bengka, susukan bayis sesegera mungkin setelah lahir:
-          Susukan bayi segera setelah lahir
-          Susukan bayi tanpa dijadwal
-          Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui
-          Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan ASI
-          Laksanakan perawatan payudara setelah melahirkan
(Sumber: Rukiyah.2011)
Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin dan hangat dengan handuk secra bergantian kiri dan kanan, untuk memudahkan bayi menghisap atau menangkap putting susu berikan kompres sebelum menyusui. Untuk mengurangi bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam payudara yang dimulai dari putting kea rah korpus mammae. (Sumber: Rukiyah.2011)
Perawatan payudara. Perawatan payudara sumber yang akan menjadi makanan utama bagi anak. Karena itu jauh sebelumnya harus memakai BH yang sesuai dengan pembesaran payudara yang sifatnya menyokong payudara dari bawah suspension bukan menekan dari depan. (Sumber: Rukiyah.2011)
Bila ibu menyusui bayinya:
-          Susukan sesering mungkin
-          Kedua payudara disusukan
-          Kompres hangat payudara sebelum disusukan
-          Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui
-          Sangga payudara
-          Kompres dingin payudara di antara waktu menyusui
-          Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg peroral setiap 4 jam
-          Lakukan evaluasi aetelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.
Bila ibu tidak menyusui:
-          Sangga payudara
-          Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit
-          Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg peroral setiap hari
-          Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudar
(Sumber: Sarwono.2010)





























DAFTAR PUSTAKA

1.        Manuaba,Ida Ayu Chandranita.2010.Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta:EGC
2.        Mochtar,Rustam.1998.Sinopsis Obstetri.Jakarta:EGC
3.        Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka-SP
4.        Prawirohardjo,Sarwono.2010.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka-SP
5.        Rukiyah,Ai Yeyeh dan Lia Yulianti.2011.Asuhan Kebidanan IV(Patologi Kebidanan).Jakarta: Trans Info Media













ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS P5A0 HARI KE 3 DENGAN PUTTING DATAR
DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI “TITI SUPRIYATI,S.ST”
BANJARBARU

PENGKAJIAN DATA
Hari/Tanggal   : Kamis, 18 April 2013
Jam                  : 09.00 WITA

PENGUMPULAN DATA
A.  Data Subjektif
1.    Identitas
    Isteri                                                Suami
Nama              : Ny M                                             Tn. M
Umur              : 27 tahun                                         39 tahun
Agama            : Islam                                              Islam
Suku/Bangsa   : Banjar/Indonesia                            Banjar/Indonesia
Pendidikan     : SMP                                               SMP
Pekerjaan        : IRT                                                Buruh
Alamat            : Gg. Ikhlas,Martapura                     Gg. Ikhlas,Martapura
                                                                                                  
2.    Keluhan Utama
Ibu mengatakan payudara terasa bengkak, teraba keras, nyeri dan panas serta ASInya belum keluar dengan lancar.

3.    Riwayat Haid
Menarche           : + 12 tahun
Siklus haid         : 28 hari
Lamanya            : 5-6 hari
Banyaknya         : 2-3 kali ganti pembalut perhari
Dismenorrhoe    : tidak ada

4.    Riwayat Sosial Ekonomi
a)      Status perkawinan
Kawin                                   : ya
Usia kawin                            : 19 tahun
Lam kawin                            : + 8 tahun
Dengan suami sekarang        : ya
Isteri ke                                 : pertama
b)      Riwayat kontrasepsi
Jenis                          : Suntik 3 bulan
Lamanya                   : + 5 tahun
Masalah                     : tidak ada

5.    Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
no
Kehamilan
Persalinan
Nifas
Anak
Tahun
uk
peny
JP
pnlong
tmpt
peny
peny
BB/PB
JK
keadaan
peny
1
2
2007
2013
Aterm
Aterm
-
-
Sptbk
Sptbk
Bidan
Bidan
Klinik
Klinik
-
-
-
Bend.
ASI
3000 gr/49 cm
3300 gr/50 cm

Baik
Baik
-
-

6.    Riwayat Kehamilan Sekarang
ANC
a)    Trimester I
Frekuensi               : 1 kali (25-10-2012)
Pemeriksa              : Bidan

Tempat ANC        : Puskesmas Martapura
Keluhan                 : tidak ada
Obat                      :Vit B complex  (untuk meningkatkan nafsu makan)
Vit B6 (membantu dalam pembuatan protein)
Imunisasi               : Lengkap hingga TT V
Penyuluhan           :
1)      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
2)      Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti sayuran, buah-buahan, lauk pauk
3)      Makan dengan porsi sedikit tapi sering
4)      Menganjurkan ibu untuk minum obat secara teratur sesuai dosis
b)   Trimester II
Frekuensi              : 2 kali (22-11-2012 dan 26-12-2012)
Pemeriksa             : Bidan
Tempat ANC       : Pustu Sungai Karang
Keluhan                : Tidak ada
Obat                     : Vit B6 (membantu dalam pembuatan protein)
SF  (untuk tambah darah)
Vit C ( untuk daya tahan tubuh dan penyerapan zat besi)
Kalk (untuk kalsium dan tulang janin)
Imunisasi              : Telah Lengkap
Penyuluhan          :
1)      Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti sayuran, buah-buahan, lauk pauk.
2)      Menganjurkan ibu untuk periksa ulang 1 bulan lagi dan jika ada keluhan
c)    Trimester
Frekuensi                  : 5 kali (21-01-2013, 14-02-2013, 01-03-2013, 12-03-2013, 19-03-2013)
Pemeriksa             : Bidan
Tempat ANC       : Puskesmas Martapura
Keluhan                : sering kencing, mudah kecapean
Obat                     : SF  (untuk tambah darah)
 Vit C ( untuk daya tahan tubuh dan penyerapan zat besi)
Kalk  (untuk kalsiun dan tulang janin)
Imunisasi               : Telah lengkap
Penyuluhan           :
1)      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
2)      Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi seperti buah, sayur, ikan dan lauk pauk.
3)      Menganjurkan kepada ibu untuk minum obat secara teratur sesuai dosis.
4)      Memberitahukan kepada ibu tanda – tanda bahaya kehamilan seperti:
-          Muka dan kaki bengkak
-          Penglihatan kabur
-          Pergerakan janin berkurang
-          Sakit kepala yang hebat
-          Keluarnya darah dibagian kewanitaan
-          Sakit perut bagian bawah
5)      Menjelaskan kepada ibu mengenai tanda – tanda persalinan yaitu perut terasa mules- mules yang semakin lama semakin sering, sakit perut menjalar sampai ke pinggang serta keluar lendir bercampur darah.
6)      Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan.
7.    Riwayat Persalinan Sekarang
Jenis persalinan  : spontan
Penolong            : bidan
Tempat               : klinik
Lama persalinan :
-       Kala I (Pukul 13.00-18.30 WITA)
Pasien G2P1A0­­ datang ke klinik bidan praktek mandiri dan mengeluh mules-mules serta rasa sakit pada perut yang menjalar kepinggang disertai keluarnya lender darah. Palpasi dilakukan dan didapatkan hasil pemeriksaan TFU 2 jari di bawah prx (Pu-Ki), presentasi kepala, hodge II, pembukaan 4-5 cm, portio tipis, ketuban (+).
-       Kala II (Pukul 18.30-18-45 WITA)
Pembukaan lengkap, penolong berada di samping kanan pasien dan Ibu mulai dipimpin mengedan, dengan kekuatan tersebut kepala bayi terus turun hingga membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lalu tahan perineum dengan tangan kanan agar tidak rupture, lalu pimpin kembali ibu mengedan hingga sub occiput lahir, kemudian lahir kepala bayi dan bayi melakukan defleksi muka berturut-turut lahirlah UUK,UUB,dahi, muka serta dagu. Sehingga kepala bayi lahir seluruhnya dan seluruh tubuhnya. Bayi lahir pada 18.45 WITA berjenis kelamin laki-laki (),BB 3300 gram,PB 50 cm, keadaan normal,APGAR Score: 8,9,10
-       Kala III (Pukul 18.45-18.55 WITA)
Plasenta lahir + 10 menit setelah bayi lahir, lasenta lahir lengkap dengan selaputnya, jumlah perdarahan + 60 cc.
-       Kala IV (Pukul 18.55-20.55 WITA
Perdarahan normal + 100 cc, TD 110/60, Nadi 82 kali permenit, suhu 36,3ºC,pernapasan 24 kali permenit, TFU 2 jari dibawah pusat,kontraksi baik, ibu dan bayi sehat atau tidak ada komplikasi.

8.    Riwayat Kesehatan
a)    Kesehatan ibu
Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus, Asma, dan Hipertensi, serta tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan perdarahan diluar haid, kista/ tumor pada alat reproduksinya.
b)   Kesehatan suami dan keluarga
Dari pihak keluarga juga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti Diabetes Mellitus, Asthma, dan Hipertensi, serta tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, dan HIV

9.    Data Biologis
a)    Pola nutrisi
Jenis makanan           : nasi, sayur, ikan dan buah
Porsi                          : 1 piring
Frekuensi                  : 2- 3x sehari
Pantangan                 : tidak ada
Masalah                     : tidak ada
b)   Pola aktivitas
Ibu sudah bisa duduk berangkak leluasa dan dapat melakukan mobilisa siringan seperti duduk, pergi kekamar mandi sendiri.
c)    Pola eliminasi
BAB
Frekuensi                  : 1 X
Warna                       : Kuning kecoklatan
Konsistensi               : lembek
Masalah                     : tidak ada
                   BAK
Frekuensi                  : 5 X sehari
Warna                       : kuning
Bau                           : pesing
Masalah                     : tidak ada
d)   Pola tidur dan istirahat
Tidur siang                : ± 1 jam/ hari (jam 14.00-15.00 WITA)
Tidur malam              : tidak teratur
Masalah                     : sering bangun jika bayinya menangis
e)    Personal Hygiene
Frekuensi mandi                : 2 x sehari
Frekuensi gosok gigi          : 3 x sehari
Frekuensi ganti pakaian     : 2 x sehari
Kebersihan Vulva              : ibu membersihkan vulvanya setiap selesai BAB dan BAK dan setiap ibu merasa lembab.
f)    Data psikososial
Ibu dan keluarga mengatakan bahagia dan bersyukur karena bayinya dapat lahir selamat dan dalam keadaan sehat.

10.     Data Psikologis
Ibu merasa cemas dengan keadaannya karena payudaranya terasa sakit dan kencang.

11.     Data Spiritual
Ibu belum bias melaksanakan ibadah shalat 5 waktu karenamasih dalam masa nifas.

B.  Data Objektif
1.    Pemeriksaan umum
a)    Keadaan umum        
     Kesadaran                 : Composmentis
     Keadaan emosional   : sedikit cemas
b)   Tanda vital
Tekanan darah          : 120/ 90 mmHg
Suhu                          : 36,8°C
Nadi                          : 88 x/ menit
Pernapasan                : 24 x/ menit

2.    Pemeriksaan fisik
a)    Inspeksi
-       Kepala
Rambut hitam, bersih, tidak rontok.
-       Muka
muka tidak pucat, tidak ada odema, tidak ada cloasma gravidarum.
-       Mata
Bentuk simetris, tidak ada strabismus, kojungtiva Tidak pucat, sclera tidak ikterus.
-       Telinga
Bentuk simetris, tidak terdapat  serumen, tidak ada Secret, tidak ada peradangan.
-       Mulut
     Bibir agak pucat, lidah tidak kotor,  gigi tidak berlubang.
-       Leher
Tidak terlihat pembesaran  kelenjar tiroiddan limfe dan tidak tampak pembesaran vena jugularis.
-       Mammae
Kedua payudara kanan dan kiri bentuk simetris tampak merah pada kedua payudara, papilla mamae menonjol, areola pada kedua payudara tampak coklat kehitaman, dan ASI sedikit keluar pada kanan dan kiri payudara.
-       Abdomen
Tidak ada luka sikatrik, terdapat linea nigra, tidak terdapat striae gravidarum.
-       Genetalia
Tidak ada odema, tidak ada varises, terdapat lochea rubra banyaknya ± 50 cc.
-       Ekstermitas
Tidak ada odema, tidak ada varises, kuku jari tidak sianosis.

b)   Palpasi
-       Kepala/ muka
Tidak teraba benjolan yang abnormal, tidak ada odema
-          Leher
Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid, tidak ada pelebaran vena jugularis.
-       Mammae
Payudara kanan dan kiri teraba keras, terdapat nyeri tekan pada kedua payudara. ASI sedikit keluar.
-       Abdomen
Tidak teraba benjolan abnormal, TFU 3 jari dibawah pusat.
-       Ekstermitas
Tidak odema dan tidak varises.
c)    Auskultasi
Tidak dilakukan pemeriksaan
d)   Perkusi
Tidak dilakukan pemeriksaan

C.  Assesment
Ibu postpartum P2A0 Hari ke 4 dengan bendungan ASI

D.  Planning
1.      Menjalin hubungan baik antara ibu dan bidan dengan cara meyakinkan bahwa ibu akan segera membaik.
Ev: Hubungan baik antara ibu dan bidan telah terjalin.
2.      Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, payudara teraba keras, terdapat nyeri tekan dan ASI sedikit keluar, tanda vital yaitu : TD 120/90 mmHg, Nadi 88 x/ menit, Suhu 37,8 °C, Respirasi 24 x/ menit, TFU 3 jari di bawah pusat dan menjelaskan bahwa ibu mengalami bendungan ASI.
Ev: Ibu sudah mengetahui hasilnya.
3.      Menjelaskan pada ibu bahwa payudara ibu mengalami bendungan ASI dikarenakan adanya sumbatan pada saluran ASI sehingga ASI tidak keluar teratur.
Ev: Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
4.      Melakukan pemberian terapi yaitu :
Amoxilin 3x1 (merupakan antibiotik untuk membunuh bakteri/ memperlambat pertumbuhan bakteri)
Dexametason 3x1 (merupakan antibiotik untuk alergi, peradangan dan memperbaiki imunitas)
Asamafenamat 3x1 (merupakan antibiotik untuk mengurangi rasa nyeri)
di konsumsi selama 5 hari.
Ev: Ibu mengerti dan berjanji akan meminumnya.
5.      Mengajarkan tentang perawatan payudara dan memberitahu cara mengatasi keluhan yang ibu rasakan sekarang yaitu :
a.    Licinkan telapak tangan dengan minyak/ baby oil
b.    Kedua telapak tangan diletakkan antara kedua payudara diatas, kesamping, kebawah, melintang sehingga tangan menyangga payudara.
c.    Telapak tangan kiri menompang payudara kiri dan jari tangan kanan saling dirapatkan, sisi kelingking tangan mengurut payudara kiri dari pangkal payudara kearah puting susu, demikian pula payudara kanan.
d.   Pegang kedua putting susu tarik keluar dan putar kedalam sebanyak 10 kali dan putar keluar sebanyak 10 kali.
e.    Merangsang payudara dengan menggunakan kompres air hangat dan air dingin. Air hangat untuk melancarkan peredaran darah dan pengeluaran ASI, air dingin untuk mengurangi rasa nyeri, cara mengatasi keluhan dirasakan ibu dengan mengosongkan payudara dengan meremas secara manual dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi bengkak pada payudara.
Ev: Ibu sudah mengetahui cara perawatan payudara yang benar dan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan ibu.
6.      Menganjurkan ibu untuk mengeluarkan ASI, agar mengurangi bendungan ASI yang dialami ibu sekarang ini, yaitu dengan cara memberikan ASI sesering mungkin kepada bayinya ± 2 jam sekali.
Ev: Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
7.      Sebelum dan sesudah menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu, berguna untuk mencegah lecet pada putting susu.
Ev: Ibu sudah melakukan anjuran yang diberikan.
8.      Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayinya dengan memberikan ASI saja selama 6 bulan, tidak memberikan susu formola atau makanan apapun.
Ev: Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang diberikan.
9.      Menjadwalkan bayi setiap kali sehabis menyusu untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak kembung dan muntah dengan menyendawakan bayi.
Ev: Ibu mengerti dan akan melakukan setelah menyusui.
10.  Menganjurkan kepada ibu untuk mengonsumsi sayuran hijau dan makanan bergizi untuk memperbanyak dan memperlancar pengeluaran ASI seperti daun katu, bayam, tempe, tahu dan lain- lain.
Ev: Ibu berjanji dan akan melakukan anjuran yang diberikan.
11.  Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang ke tempat pelayanan kesehatan guna memriksakan keadaan dan kondisi payudaranya.
Ev: ibu mengerti dan bersedia melakukannya
12.  Anjurkan ibu untuk ber KB sesuai dengan ibu menyusui misalnya suntik 3 bulan atau menggunkan pil untuk ibu menyusui.
Ev: Ibu ingin menggunakan KB suntik 3 bulan saja.
13.  Mendokumentasikan Asuhan yang diberikan dalam bentuk SOAP.
Ev: Asuhan sudah didokumentasikan dalam bentuk SOAP.



Okeeee sistaaa an brothaaa,,,, itu dia contoh Asbid Nifas dengan bendungan ASi,
semoga bisa jadi referensi buat kalian and tentunya semoga bermanfaat.

jangan lupa tinggalkan jejak dengan komentar Anda,,